Seniman itu tidak pernah sendirian mencipta karyanya. Dia pasti dapat ilham, inspirasi atau apalah namanya dari sesuatu, baik tangible maupun intangible, kebanyakan dari karya seni yang lain. Saya banyak terilhami lukisan, puisi dan karya sastra. Kalau cerpen atau drama itu menjadi opera, seperti opera terbaru saya “Saidjah & Adinda” berdasarkan cuplikan novel “Max Havelaar” karya...
Seniman itu tidak pernah sendirian mencipta karyanya.
Dia pasti dapat ilham, inspirasi atau apalah namanya dari sesuatu, baik tangible maupun intangible, kebanyakan dari karya seni yang lain. Saya banyak terilhami lukisan, puisi dan karya sastra. Kalau cerpen atau drama itu menjadi opera, seperti opera terbaru saya “Saidjah & Adinda” berdasarkan cuplikan novel “Max Havelaar” karya Multatuli tahun 1860-an, atau “CLARA” dari cerpen Seno Gumira Ajidarma, tentang kasus pemerkosaan para wanita Cina di kerusuhan Mei 98.
Opera itu lengkap dengan akting, dekor dan tata panggung yang cukup kompleks. Kalau sumbernya adalah puisi, maka karya musik akan jadi lagu-lagu yang cukup pendek. “Lagu” ini istilahnya “Tembang Puitik”, untuk membedakan dengan lagu yang kata-katanya juga ditulis oleh sang penulis lagu. Jadi untuk tembang puitik, teksnya lah yang menginspirasi komponisnya, dalam hal ini saya.
Untuk menyanyikan sebuah Tembang Puitik bukan hanya diperlukan teknik menyanyi yang mapan, tapi juga ketajaman interpretasi teks lagu yang berasal dari karya sastra tersebut. Tempo, dinamik dan karakter dari lagu itu lebih ditentukan oleh teksnya, karena sebetulnya melodi, harmoni dan ritme lagu tersebut adalah hasil “ekstrak” / penyulingan / cerminan dari kata-kata yang ada.
Kompetisi ini diselenggarakan atas kerjasama Ananda Sukarlan Center, Direktorat Jenderal Kebudayaan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Koperasi Industri Kreatif Indonesia (KIKI). Koperasi Industri Kreatif Indonesia (KIKI) adalah suatu koperasi tingkat nasional yg merupakan binaan dari Inovator 4.0 Indonesia, organisasi yg dipimpin oleh Budiman Sudjatmiko. KIKI diharapkan menjadi wadah kolaborasi para pelaku industri kreatif bersama2 masyarakat secara luas, untuk memperkuat ekosistem industri kreatif di Indonesia.
Kompetisi Tembang Puitik Ananda Sukarlan dulu diselenggarakan oleh Amadeus Enterprise di Surabaya, dan telah melahirkan vokalis-vokalis klasik terbaik seperti Isyana Sarasvati, Mariska Setiawan, Nikodemus Lukas dan masih banyak lagi. Dengan adanya pandemi Covid-19, kini kami menyelenggarakannya online, karena memang kami membutuhkan talenta-talenta baru untuk proyek-proyek konser online seperti yang telah kami selenggarakan dengan Direktorat Perfilman, Musik & Media Baru dari Kemdikbud tahun 2020, salah satunya :
Ananda Sukarlan, Januari 2021
Untuk persyaratan: KLIK DISINI